Tidak ada salahnya ngasih makan kura-kura ini ya... ^_^

27 Oktober 2008

Virus lokal mengungkap kasus korupsi

Jangan kaget dengan judul diatas, walalupun begitu judul tersebut bukan bercanda lagi seperti yang biasa saya lakukan. Tetapi benar-benar kisah nyata asli dan tanpa rekayasa.

Apa maksudnya? Baca sampai selesai!.

Beberapa hari lalu saya mendapatkan flashdisk saya terinfeksi oleh worm lokal, sudah biasa dan bahkan bisa dikatakan wajib, kalau baru dari warnet, pasti dapat oleh-oleh virus/worm lokal. Sesampai saya di rumah saya mencoba untuk men-scan flashdisk saya dengan menggunakan ANSAV dan, sudah bisa ditebak beberapa ekor virus sudah bersarang di flashdisk saya (oleh-oleh wajib dari warnet). Virus tersebut terdeteksi oleh ANSAV sebagai “suspected” yang artinya ANSAV tidak memiliki database untuk virus ini tetapi berhasil terdeteksi oleh engine heuristic-nya. Setelah prosentase scan sudah menunjukkan angka 100% dengan pandangan males saya mulai menggerakkan mouse ke arah tombol “Delete”, eh seperti tersambar es tangan saya tiba-tiba kaku dan tidak bisa mengeklik tombol kiri mouse. Apa gerangan yang terjadi? Ternyata saya menemukan beberapa kejanggalan pada virus yang baru terdeteksi tersebut. Tampak pada kolom “Size(b)” saya mendapati ukuran file yang berbeza-beza. Lalu apanya yang aneh dengan ukuran file yang berbeda-beda? Jelas aneh, satu virus yang sama tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda. Dugaan saya sementara virus menambah beberapa byte(s) sampah pada akhir file yang biasa disebut dengan overlay data (data yang tidak termasuk dalam header file executable) apabila dugaan sementara saya tersebut memang benar berarti aman meng-klik tombol “Delete”, tetapi apabila dugaan saya meleset dan ternyata overlay data tersebut bukan sampah yang artinya adalah sebuah data atau dokumen? Tentu akan sangat riskan dan bahkan bisa berakibat fatal untuk menghapusnya.

Akhirnya saya mengurungkan niatnya untuk gegabah menge-klik tombol kanan mouse, dan dengan serta merta saya langsung menyiapkan beberapa peralatan perang reverser, bukan tombak, pistol dan granat melainkan program disassembler dan program debugger. Dengan bantuan peralatan analisa tersebut akhirnya bisa diketahui ternyata memang benar dengan apa yang saya khawatirkan, virus tersebut menambahkan beberapa byte(s) overlay pada akhir file yang berupa dokumen word. Ya, virus ini memakan file dokumen word dalam tubuhnya. Sehingga apabila virusnya dihapus maka file dokumen-nya juga akan ikut kehapus, trik yang cerdik sekaligus bodoh bagi pembuat virus tersebut. Cerdik karena virus akan mati bersama dokumen apabila dibunuh tetapi bodoh karena dengan begitu akan menambah kadar dosa bagi pembuatnya .

Dari kasus diatas akhirnya saya memperbaharui kinerja ANSAV agar bisa mengembalikan dokumen word yang dimakan oleh virus tersebut, sehingga ANSAV akan secara otomatis mengembalikan dokumen yang dimakan oleh virus pada waktu proses cleaning. Kemampuan tersebut sudah bisa dilakukan pada ANSAV versi terbaru ANSAV versi 1.2.0 silahkan download sendiri.

Sampai sejauh ini rasanya tidak ada hubungannya dengan judul diatas dech. Ada kok. Saya sangat kaget ketika dokumen yang berhasil dikembalikan dari tubuh virus ternyata merupakan “Secret Document” yang sebenarnya tidak berhak saya ketahui. Saya tidak akan mengatakan dari mana dan milik siapa dokumen tersebut tetapi yang pasti dokumen tersebut berisi informasi-informasi penyalahgunaan keuangan negara. Saya sempat bergidik ketika membacanya, apalagi merupakan dokumen yang tabu bagi saya. Saya menduga virus telah memakan dokumen rahasia tersebut entah dari warnet, kantor, atau laptop pribadi para pejabat, yang mana virus tersebut terus membawanya sampai akhirnya mendarat sial di flashdisk saya ini. Saat ini dokumen tersebut sudah saya serahkan kepada pihak yang berwajib.

Ternyata virus lokal yang biasanya dianggap remeh kebanyakan orang, terutama orang yang tak pernah mempedulikan keberadaannya seperti para pejabat, bisa berakibat fatal. Bayangkan apabila dokumen rahasia tersebut milik sebuah perusahaan dan berhasil ditemukan oleh perusahaan lawan bisnisnya, apa yang akan terjadi? Keep it on mind!. ;)

Dari sini bisa kita lihat, ternyata virus lokal bisa ikut andil dalam gerakan anti korupsi :D, semoga dengan adanya kejadian ini bisa memperingan kadar dosa pembuat virus (vxer) tersebut, ya paling tidak 10% lah dari total dosa kerusakan yang diperbuat oleh virusnya :D.

Sumber : ANSAV


Baca Lebih Lengkap ...

19 Oktober 2008

Cerita Naga

Cerita Naga dalam Folklor Banjar

Oleh Tajuddin Noor Ganie

Naga secara luas dikenal sebagai binatang mitologis yang identik dengan etnis Cina. Bahkan sudah menjadi semacam idiom kultur bagi orang-orang yang berasal dari negeri tirai bambu ini.

Berdasarkan kenyataan itu maka logika naga mestinya hanya dikenal dalam folklor Cina saja. Tapi kenyataan menunjukkan bahwa cerita naga juga terdapat dalam khasanah cerita rakyat di berbagai etnis lainnya di muka bumi ini.

Paling tidak cerita naga juga terdapat dalam khasanah folklor Banjar di Kalsel. Sedikitnya ada 5 buah cerita naga yang berhasil penulis temukan, yaitu : (1) "Si Rintik dan Si Ribut", (2) "Riwayat Luk Si Naga", (3) "Naga Kembat Dari Pulau Kaget", (4) "Keris Naga Runting", dan (5) "Keris Naga Salira".

Keberadaan cerita naga dalam folklor Banjar diduga merupakan dampak ikutan dari proses asimilasi dan akultrasi antar kedua etnis dimaksud. Dalam hal ini riwayat masuknya cerita naga dalam folktor Banjar identik dengan riwayat masuknya cerita wayang dalam khasanah folklor Jawa.

Menurut catatan Mr Gusti Mayur (1979:20-21), sejarah asimilasi dan akultrasi etnis Cina dan etnis Banjar di Kalsel diduga sudah mulai terjadi setidak-tidaknya sejak abad ke 5-6. Pada waktu itu diceritakan bahwa Empu Mandastana telah mengundang sejumlah pengrajin perunggu etnis Cina untuk mengerjakan sepasang patung perunggu yang akan diraja-ratukan secara simbolik di Kerajaan Negara Dipa ketika itu. Kelak dikemudian hari patung perunggu dimaksud dihormati atau bahkan dikultuskan sebagai Raja dan Ratu di Candi Agung (Amuntai).

Selanjutnya menurut catatan majalah "Jakarta Jakarta" ( 84/1988:12-13) disebutkan bahwa pada tahun 1596-1601 para pedagang lada etnis Cina telah menguasai perdagangan lada di Kerajaan Banjar. Hal ini disebabkan Sultan Hidayatullah (Raja Banjar ke 3) memang lebih senang menjalin hubungan dagang dengan para pedagang lada etnis Cina, ketimbang dengan etnis Belanda dan Portugis.

Hubungan antar etnis yang begitu mesra juga tercermin dari adanya perkawinan antar etnis yang terjadi antara etnis Cina dengan etnis Banjar. Dalam hal ini yang paling menonjol adalah perkawinan antara Sultan Muda Abdurrahman dengan Nyai Aminah dan perkawinan antara Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari dengan Nyonya Gwat.

Perkawinan antara Sultan Muda Abdurrahman (Putera Mahkota) dengan Nyai Aminah bahkan melahirkan seorang putera yang kelak dinobatkan sebagai Raja Banjar pada tahun 1857-1859, yaitu Sultan Tamjidillah III.

Sedangkan perkawinan antara Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari dengan Nyonya Gwat kelak dikemudian hari melahirkan anak, cucu, piat yang dikenal luas sebagai alim ulama yang sangat berjasa dalam menyebarkan syiar agama Islam ke berbagai tempat di muka bumi ini.

Bukti lain menyangkut mesranya hubungan kemasyarakatan antara etnis Cina dan etnis Banjar di Kalsel juga tercermin dari adanya makam seorang etnis Cina di pemakaman khusus para Raja Banjar di Kuin Utara (Banjarmasin). Dalam hal ini makam seorang etnis Cina dimaksud berada satu komplek dengan makam Sultan Suriansyah, Sultan Rakhmatillah dan Sultan Hidayatullah. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa orang yang berasal dari kalangan etnis Cina dimaksud telah menempati posisi yang terbilang penting dalam silsilah raja-raja di Kerajaan Banjar. Sesungguhnya masih banyak bukti-bukti lainnya lagi yang bisa dijadikan sebagai petunjuk betapa mesranya hubungan kemasyarakatan antar etnis Cina dan etnis Banjar di Kalsel.

Menilik dari asal-usul keberadaannya maka naga-naga yang selama ini diyakini sebagai penunggu gaib yang tidak kasat mata atas sejumlah tempat angker di Kalsel ada yang berasal dari jelmaan sebuah patung kayu ("Si Rintik dan Si Ribut") dan ada pula yang berasal dari jelmaan sebilah keris pusaka yang frustrasi karena ditinggal mati oleh pemiliknya (Keris Naga Runting" dan "Keris Naga Salira").

Selain itu ada pula naga yang diyakini sebagai berasal dari manusia seperti kita juga yang menjelma menjadi naga karena kecerobohannya yang secara tidak sengaja memakan makanan tertentu yang dipantangkan/ditabukan. Dalam hal ini ada yang karena memakan telur naga ("Luk Si Naga") dan ada pula yang karena memakan potongan kayu ulin bergetah merah yang ditemukannya di hutan ("Naga Kembar Dari Pulau Kaget").

Dalam folklor Banjar berjudul "Si Rintik dan Si Ribut" diceritakan bahwa pada zaman dahulu kala di desa Margasari (Tapin) hidup seorang lelaki setengah baya bernama Gudabam. Gudabam ketika itu dikenal sebagai seorang pemahat patung yang terkenal ke seantero daerah ini. Dia ketika itu tengah mengerjakan sepasang patung naga pesanan dari seorang saudagar setempat.

Konon selama Gudabam mengerjakan pemahatan patung naga tersebut desa Margasari terus menerus diguyur hujan. Semakin hari pengerjaan patung naga dimaksud semakin mendekati penyelesaian dan hujan yang mengguyur desa Margasari semakin hari semakin deras saja. Puncaknya terjadi ketika patung naga dimaksud selesai dikerjakan, desa Margasari dilanda banjir bandang yang sangat dahsyat. Rumah Gudabam dan rumah penduduk desa Margasari lainnya porak poranda dihantam banjir bandang itu. Ketika itulah penduduk desa Margasari melihat betapa patung naga buatan Gudabam tiba-tiba hidup karena dirasuki roh gaib dari makhluk halus yang tidak kasat mata. Pasangan patung naga dimaksud berubah wujud menjadi naga sesungguhnya dan segera berenang ke hilir sungai.

Setelah bencana banjir bandang dimaksud berakhir barulah diketahui bahwa Gudabam telah hilang tak tentu rimbanya karena terbawa arus air bah yang menerjang rumah panggungnya.

Sementara itu tidak sedikit penduduk setempat yang mempercayai/meyakini bahwa pasangan naga yang berasal dari jelmaan patung naga buatan tersebut masih hidup secara tidak kasat hingga sekarang ini. Jika hujan rintik-rintik membasahi desa Margasari maka itu pertanda naga jantan akan segera menampakkan dirinya sejenak, sedangkan jika desa Margasari dilanda angin ribut, maka itu pertanda naga betina yang akan menampakkan diri. Sesuai dengan kepercayaan/keyakinan sepasang naga itu kemudian diberi nama Si Rintik (naga jantan) dan Si Ribut (naga betina).

Dalam folklor Banjar berjudul "Keris Naga Runting" dan "Keris Naga Salira" diceritakan bahwa ada juga naga berasal dari jelmaan sebilah keris pusaka yang frustrasi karena ditinggal wafat oleh pemiliknya (Sunarti dkk, 1978:111-114). Memang menurut kepercayaan supertitious (non agama samawi) dikalangan etnis Banjar di Kalsel diyakini bahwa pada setiap bilah keris pusaka sesungguhnya bersemayam dalam keris Naga Runting dan keris Salira inilah yang kemudian hidup secara gentayangan sebagai naga gaib yang tidak kasat mata.

Folklor Banjar berjudul "Luk Si Naga" adalah sebuah cerita rakyat yang berfungsi sebagai etiologi, yaitu cerita mengenai asal-usul penamaan desa Luk Si Naga di tepi Sungai Amandit. Konon, pada zaman dahulu kala di daerah itu pernah hidup pasangan suami istri bernama Ning Kurungan yang kemudian berubah wujud menjadi sepasang naga.

Menurut cerita itu Ning Kurungan dan istrinya pergi menangguk ikan di Sungai Amandit tak jauh dari rumahnya. Aneh hingga menjelang senja pasangan suami istri ini belum juga berhasil memperoleh ikan seekor jua pun. Padahal selama ini Sungai Amandit dikenal sebagai sungai yang banyak ikannya. Menjelang pulang ke rumahnya, Ning Kurungan berhasil menangguk sebutir telur sebesar jeruk bali. Telur raksasa itu pun mereka bawa pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah telur raksasa itu pun mereka masak untuk dimakan sebagai lauk pauk. Setelah makan Ning Kurungan dan istrinya tertidur nyenyak sekali. Besok pagi keduanya terbangun dan kaget sekali, karena mengetahui tubuh mereka telah berubah wujud menjadi sepasang naga. Tidak ada pilihan bagi keduanya kecuali pergi meninggalkan rumah mereka untuk kemudian membangun tempat kediaman baru di dasar Sungai Amandit (Sunarti dkk, 1979: 37-40).

Hampir senada ceritanya adalah folklor Banjar berjudul "Naga Kembar di Pulau Kaget". Dalam folklor Banjar ini diceritakan bahwa pada zaman dahulu kala ada dua orang bersaudara kembar Sutakil dan Sutakul. Keduanya tengah berada di Pulau Kaget untuk menebang empat batang kayu ulin yang tumbuh di pulau angker tersebut. Ketika itu keduanya telah berhasil menebang tiga batang kayu ulin dan tengah menyelesaikan penebangan kayu ulin yang keempat.

Menurut ceritanya, kayu ulin yang keempat ini sangat sulit ditebang, batangnya sangat besar dan sangat keras. Sudah satu minggu Sutakil dan Sutakul menebangnya tapi kayu ulin dimaksud belum juga berhasil ditumbangkan. Sutakil dan Sutakul menjadi penasaran tapi keduanya sudah bertekad pantang menyerah.

Kayu ulin yang mereka tebang ketika itu sesungguhnya bukan kayu ulin biasa, getah yang keluar dari bekas tebangannya berwarna merah dan mengeluarkan bau anyir persis seperti darah. Suatu ketika Sutakil iseng-iseng melemparkan potongan kayu ulin bekas tebangannya itu ke dalam perapian. Aneh dari sana keluar bau gurih dari daging yang terpanggang.

Sutakil yang merasa penasaran kemudian mengambil potongan kayu ulin yang terbakar itu, kemudian mencicipi atau mencecapkan rasanya di lidah, ternyata potongan kayu ulin dimaksud terasa lezat persis seperti daging panggang pada umumnya. Begitulah, sejak itu Sutakil dan Sutakul menjadikan bekas tebangan pohon ulin dimaksud sebagai lauk-pauk teman makan nasi mereka.

Tapi akibatnya sungguh patal, ketika suatu pagi keduanya tiba-tiba berubah wujud menjadi dua ekor naga. Ternyata bekas tebangan kayu ulin yang mereka makan sebagai daging panggang dimaksud tidak lain adalah potongan tubuh dari seekor naga jelmaan.

Konon, menurut pandangan mata batin sejumlah paranormal di kota Banjarmasin, naga kembar jelmaan dari Sutakil dan Sutakul dimaksud hingga sekarang masih menjadi penunggu tetap Pulau Kaget yang angker itu. Pulau Kaget sendiri terletak di tengah-tengah Sungai Barito dan kini dikenal sebagai salah satu obyek wisata andalan daerah Kalsel.


Baca Lebih Lengkap ...

14 Oktober 2008

[Tips] Menjadi gentelman dimata cewek Gentleman disini bukan berarti "cowok yang punya banyak cewek". Tapi "cowok yang diminati banyak cewek"

Gentleman disini bukan berarti "cowok yang punya banyak cewek". Tapi "cowok yang diminati banyak cewek".

1. Selalu kuat tapi lembut.
Maksudnya adalah tahu kapan harus menunjukkan kekuatan dan kapan mesti menunjukkan kelembutan. Pada umumnya, cewek suka cowok yang keliatan secara fisik kuat, garang dan sangar gitu tapi dalam hati kecilnya lembut dan penyayang.

2. Mengalah untuk menang.
Selalu tarik simpati cewek dengan cara ini jika ada saingan. Tunjukkan kalo kamu sportif. Menang tanpa menghinakan, kalah dengan terhormat. Yakin deh kalo cewek waras, pasti bersimpati sama kamu.

3. Selalu "mendengar" curhatan mereka.
Jika mereka curhat, jangan sok ngasi solusi. Dengerin aja. Kalo perlu, selalu siapkan bahu kamu untuk tempatnya menangis. Disarankan juga, kalo mo dicurhatin cewek, jangan lupa bawa tisu atau sapu tangan lah paling nggak (tapi yang wangi ya…).

4. Selalu on time.
Pada umumnya, cewek nggak suka cowok yang ngaret. Jadi usahakan jangan buat dia menunggu kamu (menunggu adalah pekerjaan yang membosankan).

5. Jangan bohongi cewek.
Mostly, cewek itu tau klo cowoknya bohong dari feeling mereka. Cuma, cara pandang cewek dengan cowok lain. Jika cewek menuduh cowok bohong, cowok pasti minta bukti. Pikiran yang realistis dan matematis. Maka dari itu cewek diem dan mulai menyelidiki dari orang lain. Nggak enak kan kalo ketahuan bohong?

6. Selalu perhatikan hal-hal kecil dan manfaatkan untuk memuji (or merayu?).
Misal ni, kamu liat dia pake lipstik baru. Bilang aja, “wah say, lipstik kamu baru ya. Lebih bagus dari yang kemarin. Kamu tambah cantik deh kalo pake itu,” simple kan? Pasti deh dia berbunga-bunga kamu bilang gitu. Bahkan sampe kebawa mimpi. Memuji itu murah kalo tau ilmunya.

7. Jangan gombal
Ini sebenarnya ada hubungannya dengan yang diatas. Jangan pernah merayu-rayu, memberi harapan-harapan kosong pada cewek, mengatakan hal-hal yang tidak mungkin sanggup kita lakukan. Misal, “cintaku hanya kamu, walaupun kita dipisahkan oleh badai, aku pasti mencarimu hingga ke ujung dunia.” Jadul banget kan rayuannya. Ini sih untuk jaman nenek-nenek kita dulu.

8. Be positif dan jangan mencari kambing hitam.
Selalu tunjukkan gaya berpikir yang positif dan tanpa rasa curiga. Baik dengan sikap maupun dengan kata-kata. Misal, kamu kehilangan hp waktu jalan ama cewek, bilang aja “mungkin ini emang salah aku kok. Kurang hati-hati. Udah, nggak apa-apa. Besok-besok aku lebih hati-hati.”

9. Stay cool, calm & don’t panic.
Tenangkan dirimu setiap menghadapi semua masalah. Apalagi kalo lagi jalan dengan dia. Selalu ambil keputusan dengan kepala dingin. Jangan sampai menambah masalah yang sudah ada.

10. Jangan memaksa dan pertimbangkan pendapat mereka.
Pada dasarnya, semua makhluk hidup nggak mau dipaksa. Cewek juga makhluk hidup kan? Makanya jangan maksa-maksa cewek untuk melakukan apa yang kita mau. Dengerin pendapat mereka. Siapa tau, justru pendapat mereka lebih bagus dan bisa menjadi pemecahan yang brilian. Dan bisa dipastikan, simpati cewek akan bergulir ke kita, karena mereka merasa dimengerti dan didengar.

Baca Lebih Lengkap ...

CPNS TAPIN

Berita Tapin
Sabtu, 20 September 2008
Lowongan PNS Kembali Dibuka
Jatah Tapin 377 CPNS

RANTAU – Untuk tahun 2008 ini, formasi CPNS Tapin ada 373 orang. Yang terdiri dari 15 tenaga honorer, 261 tenaga guru, 63 tenaga kesehatan, tenaga teknis 49 orang, dan Sekretariat daerah sebanyak 15 orang.

Keterangan itu kembali disampaikan oleh Kabid Mutasi dan Pensiun di Badan Kepegawaian Daerah Pemkab Tapin, Arifin SSos kepada koran ini, belum lama tadi di kantornya. ”Sekali lagi, kami ingin menginformasikan kalau jatah formasi CPNS Tapin yang benar untuk di tahun 2008 ini sebanyak 373 orang, dengan rincian seperti yang sudah saya sebutkan di atas tadi,” bebernya.


Hal itu sesuai dengan Surat dari Menpan No.8/163.F.M.PAN/8/2008 Tanggal 4 Agustus 2008, Tentang Formasi CPNS Daerah Tapin untuk tahun 2008, total CPNSnya ada sebanyak 373 orang saja, bukan sebanyak 388 seperti yang diinformasikan sebelumnya. Yang terdiri dari 261 guru, 63 orang untuk tenaga kesehatan, tenaga teknis ada 49 orang, formasi honorer ada 15 orang, dan Sekdes ada 15 orang juga.

Disebutkan Arifin, pihaknya tinggal menunggu kepastian dan surat dari Pusat saja lagi, kapan penerimaan dilaksanakan. ”Pihak kami sudah siap untuk melakukan penerimaan CPNS untuk formasi tahun 2008. Tinggal menunggu surat dari Pusat saja lagi, kapan penerimaan bakal dilaksanakan. Mudah-mudahan, Bulan Oktober nanti penerimaan bisa dilaksanakan. Tapi kalaupun tidak bisa saja diundur jadi Bulan November atau Desemberlah paling lambat,” kata Arifin. (nti) Sumber : Radar Banjarmasin
Baca Lebih Lengkap ...

13 Oktober 2008

Masjid Raya & Candi Agung Amuntai

Tujuan saya di Kota Amuntai berikutnya mengunjungi Masjid Raya Amuntai. Ketika pertama kali melihatnya, kesan unik tertanam dibenak. Masjid megah berpintu gerbang tinggi ini didominasi warna cokelat. Beda dengan kebanyakan masjid pada umumnya yang bercat putih.


Keunikan lainnya, terlihat dari atap masjid ini yang menggunakan atap rumah adat Kalimantan Selatan. Masjid ini dikeililingi taman yang luas dan hijau. Kondisi itu membuatnya semakin enak dipandang mata. Tak berlebihan, kalau masjid ini menjadi kebanggaan warga Kota Amuntai.


Senja mulai menghampiri kami, warna langit pun perlahan mulai berubah menjadi oranye keemasan. Suasana mulai terlihat tenang, karena banyak masyarakat yang segera ingin sampai dirumah. Satu persatu lampu kota mulai dinyalakan, dan terlihat bagaimana suasana Kota Amuntai di malam hari. Memang sangat indah, karena penataan lampu warna-warni yang sedemikian rupa membuatnya menjadi ceria.


Obyek berikutnya yang kami kunjungi di Kota Amuntai adalah Candi Agung Amuntai yang menjadi salah satu obyek wisata paling favorit bagi masyarakat Amuntai. Obyek ini terletak di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah.

Candi Agung Amuntai merupakan peninggalan Kerajaan Negaradipa yang dibangun oleh Empu Jatmika abad ke XIV Masehi. Dari kerajaan ini akhirnya melahirkan Kerajaan Daha di Negara dan Kerajaan Banjarmasin. Menurut cerita, Kerajaan Hindu Negaradipa berdiri tahun 1438 di persimpangan tiga aliran sungai. Tabalong, Balangan, dan Negara. Cikal bakal Kerajaan Banjar itu diperintah oleh Pangeran Surianata dan Putri Junjung Buih dengan kepala pemerintahan Patih Lambung Mangkurat. Negaradipa kemudian berkembang menjadi Kota Amuntai.

Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk mendirikan Candi ini pun masih terdapat disana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa.

Banyak pengunjung yang datang ke Candi agung amuntai untuk sekadar berekreasi. Banyk pula yang bertujuan ziarah. Maklum di areak candi ini terdapat makam kuno. Kalau anda ke Kota Amuntai, luangkan waktu untuk melihat candi ini. Meski berbeda dengan candi yang ada di Jawa, namun keberadaannya jelas memberikan wawasan baru bagi anda.

Nah, kalau anda punya waktu liburan lebih, datang saja ke Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pasti anda bakal menemukan obyek-obyek wisata menarik. Selamat berlibur…
Baca Lebih Lengkap ...

Kuliner Amuntai - Banjarmasin

Sudah terlalu lama saya tidak berkunjung ke Banjarmasin. Entah kenapa, kota yang satu ini agak jarang masuk ke dalam layar radar saya. Kalau dulu saya selalu terpesona dengan berbagai hidangan itik (bebek) di kota ini, rupanya bebek-bebek yang sudah makin membebek di berbagai kota Nusantara sudah jauh meninggalkan kualitas masakan itik Banjarmasin yang masih “begitu-begitu” saja.

Mungkin sekali saya sudah terlanjur bias alias opinionated dalam hal ini. Bagi saya saat ini, hanya ada satu bebek yang top markotop. Tempatnya di Solo. Bebeknya mak nyuss. Sambalnya dahsyat. Semua bebek – mau tidak mau – terpaksa dipatok standarnya berdasarkan bebek Solo itu. Bebek Bukittinggi berada satu garis tipis di bawah bebek Solo ini. Semua yang lain lalu menjadi so-so.


Padahal, dulu Banjarmasin punya reputasi unggul dalam soal itik atau bebek. Di sekitar Amuntai, sekitar tiga jam perjalanan dari Banjarmasin, dikenal itik Alabio yang berbeda dari jenis bebek yang biasa kita dapati di Jawa.

Di masa lalu, saya bahkan pernah mendengar bahwa para peternak melakukan proses khusus untuk membuat daging itik Alabio ini lebih empuk ketika dimasak. Caranya Bebek-bebek itu “ditanam” dalam lumpur sawah selama seminggu. Hanya leher dan kepalanya saja yang menyembul ke luar, sementara seluruh badannya terbenam di dalam lumpur yang agak padat, sehingga bebek tetap terjebak di dalamnya.

Setelah seminggu, bebek ini “dicabut” dari lumpur. Hampir semua bulunya sudah lepas, baru kemudian bebek dipotong. Hasilnya adalah bebek tanpa aroma anyir dan lebih empuk dagingnya. Cara yang “menyiksa” ini mirip dengan cara menghasilkan hati angsa yang lebih besar untuk diproses menjadi foie gras di Prancis.

Dari beberapa penjual masakan bebek di Banjarmasin saya mendapat informasi bahwa itik Alabio sekarang sudah tidak sebaik dulu mutunya. Dagingnya cenderung alot, sehingga sulit dimasak. Katanya, bebek yang sekarang kebanyakan dipakai untuk disajikan dagingnya adalah hasil persilangan antara itik Alabio dengan menthok. Bebek hasil persilangan ini disebut itik bekisar atau itik sarati.

Tetapi, sekalipun bebek Banjarmasin sudah tidak lagi memikat hati saya, ikan patin bakar dari Banjarmasin masih tetap juara dunia. Ini bukan jenis ikan patin yang sejak beberapa tahun terakhir ini populer di Jakarta dan kota-kota besar lainnya – yaitu hasil budidaya dari tambak. Ikan patin di Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, dan Palembang biasanya adalah patin sungai yang masih liar. Beratnya bisa mencapai 15-18 kilogram per ekor. Konon, patin Samarinda suka harum Lux, sehingga ikan ini biasa dipancing dengan sabun mandi ini. Di Banjarmasin lain lagi. Patinnya lebih suka sabun cuci Sunlight. Heran!

Dalam kunjungan ke Banjarmasin terakhir, saya bahkan merasa belum cukup puas makan ikan patin bakar, goreng, maupun kuah, sampai-sampai saya harus membawa pulang ke Jakarta seekor patin yang cukup besar. Udang galah dari sungai-sungai di sekitar Banjarmasin juga terkenal istimewa.

Namun, ada makanan sederhana yang justru sangat memukau saya di Banjarmasin. Makanan ini dikenal dengan nama Ketupat Kandangan. Kandangan adalah sebuah kota di Kalimantan Selatan. Kalau tidak salah, ini adalah daerah asal Hamzah Haz, mantan Wakil Presiden RI. He he, sudah lupa ‘kan bahwa kita pernah punya wakil presiden bernama Hamzah Haz yang kini tidak lagi terdengar namanya. Untungnya, dengan masakan ketupatnya, Kandangan tetap kondang di seluruh Nusantara.

Ketupat adalah makanan yang sangat umum dan dapat dijumpai di berbagai wilayah Nusantara dengan ciri khas masing-masing. Dari Sabang sampai Merauke, kita dapat menemukan berbagai hidangan ketupat dengan ciri-ciri kedaerahan yang khas. Dalam catatan saya, beberapa sajian ketupat yang paling saya sukai adalah ketupat sayur di Banda Aceh; ketupat dengan sayur pakis di Sicincin, Sumatra Barat; ketupat sayur dengan lauk pindang bandeng di Kebayoran Lama, Jakarta; lontong kari di Bandung; lontong capgomeh di Semarang; ketupat dengan lauk rujak di Madura; tipat cantok di Bali; dan ketupat kandangan ini.

Ketupat kandangan disajikan hanya dengan guyuran kuah santan mirip opor, berwarna kekuningan, ditaburi bawang merah goreng. Cara makannya sangat khas. Sekalipun berkuah, ketupat ini justru harus disantap tanpa sendok, melainkan dengan tangan. Ketupatnya hanya dibelah dua ketika disajikan, lalu “dihancurkan” dengan tangan. Beras Banjarmasin memang tidak pulen seperti di Jawa. Ditanak sebagai nasi pun hasilnya seperti nasi pera yang tidak lengket satu sama lain. Ketika dimasak menjadi ketupat pun nasinya masih mudah tercerai-berai lagi. Setelah nasi ketupat itu “bubar jalan”, masing-masing akan menyerap kuah santan, sehingga mudah pula disuap dengan tangan. Sungguh, cara makan yang sangat unik.

Pendamping yang cocok untuk ketupat kandangan ini adalah ikan haruan goreng, atau ikan haruan masak habang (seperti bumbu bali atau bumbu balado). Ikan haruan mirip ikan gabus yang di Jawa sering disebut sebagai iwak kutuk, tetapi durinya tidak terlalu banyak. Ikan haruan Banjarmasin lebih mirip ikan gabus dari Danau Sentani di Papua Barat yang juga sedikit durinya, dan dagingnya lebih gurih.

Di sebuah warung ketupat kandangan di Banjarmasin, sajian pendampingnya termasuk sate telur ikan haruan, sate isi perut ikan haruan, dan telur rebus masak habang.

Dalam kunjungan terakhir ke Banjarmasin, saya menemukan satu lagi sajian lontong yang membuat saya langsung “jatuh cinta” dan terpaksa “bercerai” dengan ketupat kandangan.

Sajian yang menggetarkan ini dikenal warga Banjarmasin dengan nama Lontong Orari. Dulu, rumah yang sekarang dipakai untuk berjualan makanan ini adalah markasnya para aktivis radio amatir yang tergabung dalam ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia). Seperti kita ketahui, para breakers ini selain gemar cuap-cuap di udara juga sering melakukan “copy darat” agar dapat saling bertemu muka. Kebetulan, tidak jauh dari tempat mereka berkumpul itu ada seorang penjual lontong yang sungguh enak.

Lama-kelamaan, penjual lontong itupun “diakuisisi” dan kini lontong lezat itu “go public” – tidak lagi hanya dapat dinikmati para breakers. Rumah besar itu selalu ramai oleh para pelanggan setianya.

Lontongnya berbentuk segitiga lebar dan pipih. Satu porsi full berisi dua lontong. Porsi ini benar-benar kelas berat. Saya saja tidak mampu menghabiskan satu lontong yang berukuran besar itu.

Seperti ketupat kandangan, lontongnya juga diguyur opor nangka muda. Warna kuahnya tidak sekuning ketupat kandangan, karena bumbunya memang tidak memakai kunyit. Cara makannya mirip dengan ketupat kandangan, yaitu memakai tangan – tidak memakai sendok.

Lauknya disajikan dalam piring terpisah – sebutir telur rebus dan ikan haruan goreng masak habang. Kuah lauk berwarna merah ini setelah bercampur dengan kuah putih lontong akan menghasilkan warna yang mengagumkan. Warna kuahnya langsung membuat saya teringat lontong capgomeh “Warung Air Mancur” di Semarang. Lontong Orari ini termasuk kategori mak nyuss! Sungguh memukau.

Satu catatan penting tentang kuliner Banjarmasin yang harus saya kemukakan di sini adalah kecenderungan citarasa manis yang berlebihan. Bahkan sayur asem yang seharusnya berasa asam, tetap harus tampil manis di Banjarmasin. Orang Banjar memang suka masakan manis. Sepedas apapun sambal yang ditampilkan, selalu ada tone manis yang muncul.

Bondan Winarno [sumber kompas]

Baca Lebih Lengkap ...

10 Oktober 2008

Baca Lebih Lengkap ...

04 Oktober 2008

Pertama Kali Terjadi

Sabtu, 04 Oktober 2008
Pagi yang aneh sekalipun menegangkan, membingungkan gimana g’ aneh, pagi² udah ada keributan di kantor, dimulai dari proses pertengkaran sampai akhirnya baku hantam di depan para karyawan dan beberapa tamu yang hendak c/o. tidak ada yang dilakukan mereka selain meliat kejadian tersebut yang mencengangkan.

Pertengkaran staff S dengan staff ACTNA tersebut tidak hanya berhenti sampai disitu saja, setelah salah satu staff pulang kerja, dan staff yang satunya masih berada di lokasi tempat kerja dengan keadaan mabuk. Terjadilah kejadian berikutnya, senjata tajam pun ikut ditenteng untuk melakukan pencarian staff
ACTNA, keliling kantor, nanya-nanya, dan alhasil masuklah ke dalam ruangan Accounting untuk menanyakan nomor handphone serta alamat pria bertubuh tinggi dan berbadan tidak terlalu kurus tersebut. Obrak abrik ruangan accounting, salah satu meja staff pun tidak luput dari amukan sehingga menimbulkan suatu bukti baru akibat amukan si jago. Alhasil ditemukanlah alamat rumah dalam map kertas merah di antara map kertas yang lain.

Suasana mulai tenang setelah pimpinan (owner) tiba di tempat dan mencoba mendinginkan suasana, namun yang terjadi staff security tersebut tetap saja membuat emosinya bertahan bahkan mencoba meluapkan kemarahannya kepada staff-staff yang lain, Semua staff langsung diam seribu bahasa karena senjata tajam mulai diaksikan dan diperlihatkan, tidak ada pergerakan di dalam ruangan kecuali dia dan pimpinan yang mencoba mendinginkan.

CCTV pun dibuka untuk membuktikan kejadian sebenarnya, namun yang terjadi malah marah besar pimpinan kepada saya (staff IT yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaanya), CCTV tidak bisa memperlihatkan kejadian sebenarnya, malah harddsik tempat penyimpanan data tersebut penuh, saya berpikir dan mengulang kembali masa lalu, entah kenapa setiap kali ada kejadian CCTV ini tidak bisa diandalkan, saya berkonsultasi dengan pihak provider dan akhirnya diambil keputusan akan dilakukan perbaikan dengan biaya yang lumayan besar. Ya mudah-mudahan CCTV bisa kembali kepada fungsinya semula.

Kembali ke permasalahan, Akhirnya staff Akunting tadi datang, karena takut kalo terjadi apa-apa dia membawa 3 bodyguardnya yang diketahui salah satunya adalah polisi. Dan usut demi usut masalah tersebut ternyata belum selesai sampai disitu karena diketahui staff security dalam keadaan mabuk. To Be Continued……..
Baca Lebih Lengkap ...
IP