Tidak ada salahnya ngasih makan kura-kura ini ya... ^_^

19 September 2008

Siring Kota Banjarmasin



Siring di Jalan Jenderal Sudirman depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin merupakan hasil pembangunan yang cukup menakjubkan, kalau kita mengikuti selama ini bagaimana hebohnya berbagai persoalan yang berkaitan dengan proyek tersebut. Tidak terbayangkan, siring ini menjadi demikian indah sehingga kebanggaan masyarakat Kalsel.

Padahal semula masyarakat hanya membayangkan siring ini dibangun dengan fungsi semata-mata sebagai penahan, agar tidak terjadi keberlangsungan tanah rumbih sekitar pinggir Jalan Sudirman akibat proses erosi di tepi Sungai Martapura. Maka, ketika siring akan dibangun, bayangannya hanya sebuah bangunan penahan, Entah itu hanya berupa besi baja yang berdiri tegak, atau semen beton biasa yang hanya berfungsi sebagai penahan hantaman gelombang (wave) Sungai Martapura.

Setelah selesai pembangunannya, ternyata siring ini melampaui dari yang dibayangkan. Ia memiliki multifungsi, baik sebagai penahan tanah rumbih maupun tempat rekreasi dan bersantai bagi masyarakat Kalsel. Seperti kita ketahui, di Banjarmasin sangat sulit menemukan taman rakyat sebagai tempat bersantai di alam bebas sambil menikmati panaroma alam. Hal ini mungkin disebabkan demikian terbatasnya area strategis di kota ini untuk dijadikan taman rakyat.

Untuk membangun kota dengan luas hanya sekitar 72 hektare ini benar-benar diperlukan kecerdasan, kemampuan mengolah agar sesuatu yang dibangun dari keterbatasan area tersebut dapat memberikan banyak manfaat (multifungsi). Untuk mewujudkannya, jelas memerlukan perencanaan dari pemikiran yang matang, tidak asal ada duit bangun.

Begitu pula dengan siring di Jalan Sudirman. Dengan siring ini, selain teratasinya tanah rumbih di pesisir Sungai Martapura dapat menyulap wajah Kota Banjarmasin menjadi demikian indah, lebih terkesan bersih, cantik dan bungas. Khususnya ketika melintas di lokasi siring, Kota Banjarmasin menjadi lebih megah dan berwibawa, kita dapat sejenak melupakan persoalan sampah serta atribut kota jorok dan kotor.

Ini merupakan sebuah contoh nyata hasil pemikiran yang strategik dalam melaksanakan pembangunan. Semakin besar efek yang dihasilkannya, semakin baik pembangunan yang dilaksanakan (more effect is better). Untuk mendapatkannya, selalu diperlukan perencanaan yang benar-benar matang dan berkembang. Bukan hasil pemikiran simpel seperti jalan pintas dan terburu-buru, sehingga akhirnya satu masalah diatasi dengan satu solusi. Atau, hanya dapat mendatangkan satu manfaat. Padahal, masih dapat dikembangkan lebih jauh sehingga menghasilkan banyak manfaat.

Multiflier Efek Siring

Selain penahan erosi di pinggir Jalan Sudirman dan dapat menambah keindahan kota, masih banyak efek lain yang bersifat kultural edukatif dari siring tersebut.

Ketika orang memilih bersantai di siring ini, otomatis mereka menikmati pemandangan Sungai Martapura. Selama ini Banjarmasin hanya disebut sebagai kota seribu sungai, sementara masyarakatnya terutama yang hidup sekarang tidak menikmati sepenuhnya manfaat dari sekian ribu sungai dan keindahan yang diberikannya. Bahkan sebaliknya, sungai dijadikan tempat membuang sampah bagi sebagian orang akibatnya tertutup, kotor dan menyumbat aliran air.

Siring menjadi salah satu jawaban dari keterlanjuran musnahnya sungai. Adanya bangunan spesial itu, dapat menggugah rasa cinta masyarakat Kalsel khususnya yang bermukim di kota Banjarmasin, dapat menggugah rasa kecintaan mereka terhadap sungai dan menghidupkannya kembali (rebuilt love).

Ketika berada di siring, otomatis mata memandang sungai. Dengan demikian, mereka belajar banyak tentang sungai yang mereka nikmati (learning society). Sungai tidak lagi hanya dilihat sebagai tempat mengalirnya air, atau sekadar lorong air yang dapat dijadikan tempat untuk membuang sampah. Tapi, di sungai ada suatu nilai estetika (keindahan) yang diberikan alam dan dapat dinikmati manusia. Juga memberikan rasa nyaman dan senang bagi yang memandangnya, bahkan dapat menjadi obat stres yang cukup mujarab. Belum lagi sungai tersebut dilihat sebagai bagian dari pendukung alat transportasi masyarakat dan bernilai ekonomis kerakyatan, sebagai lalu lintas angkutan barang dagangan. Bagi sebagian penduduk, sungai sebagai tempat memancing ikan yang hasilnya bisa dijual maupun untuk penambah lauk pauk sehari-hari.

Akhirnya, siring menjadi real facility atau media bagi masyarakat umum untuk belajar menghargai dan melestarikan lingkungan air. Ia juga menjadi alternatif tempat rekreasi yang aman, nyaman dan terjangkau. Semua orang mempunyai hak yang sama untuk mengakses siring ini sebagai tempat rekreasi. Terutama bagi keluarga dan masyarakat Kalsel, khususnya yang berada di kota Banjarmasin merasa memiliki sesuatu yang dapat mereka banggakan dan nikmati secara langsung.

Siring ini memang indah, terdapat ‘perkawinan’ cukup unik antara sungai sebagai simbol tradisional dengan megahnya bangunan siring itu sehingga menimbulkan daya tarik tersendiri. Ketika sudut pandang kita diperluas meliputi masjid raya, area tersebut menjadi gabungan yang mewakili Kalsel sebagai kota seribu sungai dan masyarakat yang agamis.

Ia juga menjadi ruang dan milik publik, Untuk itu publik harus memeliharanya dengan ikut serta menjaga agar tidak rusak, apalagi dirusak. Dengan demikian, keindahan ini dapat terus berlangsung. Ini memerlukan partisipasi masyarakat untuk terlibat langsung dalam memeliharanya secara bersama-sama. Sebenarnya dapat saja membuat siring beserta atributnya seperti lampu taman dan lainnya yang dirancang antimaling, dengan menggunakan sistem alarm jika terjadi pencurian atau menggunakan sistem kamera pengintai. Namun, untuk siring cukup tawakal dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk ikut serta memeliharanya.

Siring merupakan hasil pembangunan yang diupayakan pemerintah daerah. Setiap pembangunan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan (welfare) ini harus diartikan secara luas, tidak semata berkaitan dengan banyaknya materi yang dimiliki setiap keluarga. Bahagia (happiness), merupakan bentuk atau wujud lain dari kesejahteraan.

Tidak ada komentar:

IP